Oleh: Abdur Rouf
Aku adalah kaca. Dibuat oleh manusia dengan tujuan menjalankan ibadah serta menghidupi keluarga bahagia. Aku dipotong, dipoles, dirancang dengan sedemikian rupa. Bingkai garis tepi mengelilingiku dan merubah namaku kaca menjadi jendela.
Aku ini sangat diperlukan dalam unsur-unsur bangunan. Dengan adanya aku, sirkulasi udara dan cahaya mempengaruhi kesehatanmu. Lantas mengapa kau selalu acuh denganku ketika hujan tiba? Air hujan masuk dalam ruangan dan aku dalam keadaan terbuka. Dalam keadaan gerah, kau selalu membukaku demi segarnya angin menerpamu. Namun kau seringkali melupakanku ketika sudah tidak dibutuhkan dan membiarkanku terbuka begitu saja hingga entah kapan aku ditutup kembali?
Salah satu temanku sudah sangat menderita. Kaku dan susah untuk ditutup menerpanya dalam menjalankan tugas sebagai salah satu unsur bangunan. Sampai kapan temanku menghadapi hari-harinya seperti itu?.
Harapanku tidak banyak. Cukup perhatikan aku dan jangan sampai apa yang dirasakan salah satu temanku merambat ke teman-temanku yang lainnya. Terima kasih orang baik✌️🤝
Tentang Penulis:
Aku adalah salah satu BANGLADES (Bangsa Lamongan Desa) yang menapakkan kaki di bumi Satria. Banyumas merupakan doa dan harapan untuk diriku agar bisa menjadi ‘banyu’ dan ‘emas’; menjadi sumber kehidupan (air) dan berharga tanpa ada nilai dan kualitas yang turun seperti halnya emas. Meskipun emas dijatuhkan, terinjak-injak, tercampur dengan kotoran, ia akan tetap bernilai dan berkualitas tanpa ada rasa dendam dan hina. Selamat berproses untuk kita semua 😊
Ilustration: images.fineartamerica.com