Purwokerto – Jadilah seseorang yang berawatak santri apapun profesinya. Pesan tersebut disampaikan oleh Ustadz Mafhul, M.Ag dalam kegiatan shalawatan dan pengajian untuk memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1444 H. Kegiatan tersebut dilaksanakan di serambi masjid Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto, Sabtu (18/2/23).
Dalam kesempatan tersebut beliau mengatakan bahwa di pesantren, santri milenial tidak hanya dibekali ilmu agama melalui kajian kitab kuning tetapi dibekali dengan ilmu umum seperti kursus bahasa, pertanian, peternakan, dan lain sebagainya. “Hal tersebut dilakukan karena santri setelah keluar dari pesantren tidak semuanya menjadi seorang Kyai ada yang menjadi Camat dan Lurah namun tetap memiliki watak seorang santri”, ucap Ustadz yang sekaligus menjadi Dewan Asatidz di Pesantren Mahasiswa An Najah itu.
Tidak hanya itu, beliau juga menyampaikan bahwa kemanfaatan sebuah ilmu tidak harus menjadi pegawai negeri. Jika santri ingin memiliki rezeki yang berkah melalui ilmunya maka salah satu jalan yang harus ditempuh adalah dengan bersungguh-sungguh.
Sebagai penutup, Ustadz Mafhul mengingatkan tentang tantangan yang harus dihadapi oleh seorang santri milenial terutama di media sosial. Derasnya arus informasi dari jutaan bahkan ribuan sumber membuat sulit sekali membedakan mana informasi yang valid atau tidak. “Untuk itu seorang yang memiliki watak santri haruslah memperdalam ilmu agama karena tantangan zaman sekarang jauh lebih berat dibandingkan dulu”, imbuh Ustadz yang berkacamata itu.
Kegiatan yang menjadi rangkaian acara SIIL & POSS (Studi Islam Intensif Liburan dan Pekan Olahraga Seni Santri) itu turut dihadiri oleh Gus Anjaha Naufal Muhammad selaku perwakilan keluarga ndalem, Pengurus pesantren mahasiswa An Najah dan grup hadroh Luthfunnajah. DA