d62a9adf-834a-4766-9ca5-ecb65be45ae7

K.H. Prof. Dr. Mohammad Roqib, M.Ag. Jalin Kerjasama dengan KRIRK University Bangkok, Thailand

AnnajahNews – Jajaran Pimpinan Pascasarjana Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto lakukan kunjungan untuk jalin kerjasama dengan KRIRK University di Bangkok, Thailand.

baca juga https://pesmaannajah.com/k-h-prof-dr-mohammad-roqib-kembali-dikukuhkan-sebagai-ketua-fkub-banyumas-masa-bakti-2024-2029/

Dalam kunjungan yang berlangsung selama 3 hari (9-11 Oktober 2024) ini, Pengasuh Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto, K.H. Prof. Dr. Mohammad Roqib, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana UIN Saizu Purwokerto, beserta Wakil Direktur (Dr. Attabik, M.Ag.), Kaprodi S3 Studi Islam (Prof. Dr. Rohmat, M.Ag., M.Pd.) dan Kasubag TU (H. Zaeni Isma’il, M.A.), turut serta juga Direktur International Office UIN Saizu Purwokerto (Dr. Mohamad Shobirin, S.Th.I., M.Hum.) melangsungkan kunjungan Internasional guna menjalin kerjasama dengan pihak KRIRK University Bangkok, Thailand.

https://pps.uinsaizu.ac.id/ https://www.krirk.ac.th/en/

Menurut K.H. Prof. Dr. Mohammad Roqib, M.Ag., maksud dan tujuan kunjungan ini adalah untuk menjajaki kemungkinan terjalinnya kerjasama Internasional, serta untuk menyelenggarakan perkuliahan oleh tamu (Guest Lecture) antar kedua Institusi.

Diharapkan dengan hubungan kerjasama Internasional ini mampu membuka peluang kolaborasi dalam berbagai bidang akademik, baik dalam bidang penelitian, Guest Lecture, Visiting Scholar, maupun Student Exchange yang mampu meningkatkan mutu akademisi Pascasarjana UIN Saizu Purwokerto.

Selain untuk memperkuat jejaring internasional, kegiatan kunjungan internasional ini juga membuka peluang diskusi guna pengembangan progam studi, peningkatan kapasitas dosen, serta pengembangan penelitian bersama yang akan memberikan dampak positif bagi pengembangan akademik UIN Saizu di masa yang akan datang.

“Kunjungan kerjasama ini kami harapkan dapat meningkatkan mutu akademik Pascasarjana UIN Saizu dan membangun kerjasama yang baik dengan KRIRK University.” ungkapnya.

Harapan besar dimiliki oleh Jajaran Pimpinan Pascasarjana UIN Saizu Purwokerto dengan rasa optimis tinggi bahwa kerjasama ini akan terjalin, yang mana ini merupakan langkah konkret Pascasarjana UIN Saizu untuk menobatkan diri sebagai Institusi Pendidikan Tinggi yang berwawasan global dan mampu mengembangkan diri menjadi kampus yang Unggul, Progesif serta Integratif dalam Pengembangan Multidisiplin Ilmu dalam kancah Internasional.

open-book-generate-ai_893737-2331

Menuntut Ilmu Tak Kenal Usia

Oleh: Dovianti Ainurohmah

Hari itu, Rabu, tanggal 26 Juni 2024, adalah hari yang tak terlupakan bagi saya. Saya berdiri di depan gerbang Pondok Pesantren An Najah Purwokerto, merasa gugup sekaligus bersemangat. Sebagai mahasiswa semester akhir di Universitas Islam Negeri Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto, saya tak pernah menyangka bahwa saya akan memilih jalan ini—jalan yang membawa saya ke pesantren di usia 21 tahun.

Langit cerah sore itu seakan menyambut saya dengan senyum. Saya menarik napas dalam, berusaha mengumpulkan keberanian. Meninggalkan kenyamanan rumah untuk tinggal di pesantren adalah keputusan besar, terutama di usia yang lebih dewasa dibandingkan santri-santri lain yang kebanyakan masih remaja. Tetapi, saya yakin ini adalah pilihan terbaik untuk masa depan saya. An Najah bukan hanya sebuah pesantren; tempat ini adalah lahan subur bagi tumbuhnya ilmu dan karakter, persis seperti yang dikatakan Abah, pengasuh pondok pesantren: “Pesantren kita harus selalu bersih sebersih hotel.” Kalimat itu bukan sekadar aturan kebersihan; bagi saya, itu adalah simbol disiplin dan tanggung jawab. Di sini, saya belajar bahwa menjaga kebersihan lingkungan adalah bagian dari iman, seolah-olah merawat pesantren seperti merawat hati dan jiwa sendiri.

Hari pertama di An Najah, saya dihadapkan pada rutinitas baru yang begitu padat. Dari subuh hingga malam, ada saja aktivitas yang mengisi hari-hari saya. Mulai dari pengajian, hafalan Al-Quran, hingga tugas menjaga kebersihan pondok. Tak jarang, saya harus menyesuaikan diri dengan santri-santri yang jauh lebih muda. Awalnya, saya merasa kikuk, seperti kakak tertua di antara mereka, tetapi lambat laun, saya merasa hangat dengan kehadiran mereka.

Waktu berlalu cepat, pada tanggal 8 Juli – 19 Agustus 2024 saat saya harus menjalani program KKN. Sehari setelah KKN berakhir, saya kembali ke pesantren. Pada tanggal 21 Agustus 2024, saya berdiri di depan gerbang An Najah, kali ini dengan rasa yang berbeda. Perasaan canggung yang dulu ada kini tergantikan dengan rasa nyaman. Saya tahu, ini adalah tempat yang tepat bagi saya untuk melanjutkan pencarian ilmu.

Kembali ke rutinitas pondok, saya menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Dari sekadar mendengarkan nasihat bijak dari Abah, hingga menghabiskan waktu belajar bersama santri lain. Setiap hari, saya merasa semakin dekat dengan tujuan hidup saya. Di An Najah, saya belajar bahwa menuntut ilmu tak mengenal usia. Saya belajar berbaur dengan teman-teman yang lebih muda, menemukan kebahagiaan dalam perbedaan, dan menemukan bahwa ilmu tak hanya diperoleh dari buku, tetapi juga dari pengalaman hidup sehari-hari.

Hari-hari berlalu, saya makin mantap dengan keputusan ini. Saya menyadari bahwa menjadi santri bukan hanya tentang belajar agama atau ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang menjadi manusia yang lebih baik, manusia yang peduli dengan lingkungan sekitar, manusia yang mampu merawat kebersihan, tidak hanya di luar tapi juga di dalam hati.

Di tengah kesibukan sebagai mahasiswa, saya tetap berusaha untuk istiqomah. Semoga perjalanan ini tak hanya menjadikan saya lebih bijaksana, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Bahwa tak pernah ada kata terlambat untuk belajar, karena menuntut ilmu adalah perjalanan seumur hidup.

*Naskah tersebut merupakan naskah juara dua hasil lomba kepenulisan dengan tema “Senangnya menjadi Santri An Najah” yang diselenggarakan oleh Panitia OPKIS 2024 Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto.

ilustration: open-book-generate-ai_893737-2331.jpg (626×351) (freepik.com)

Youth Interfaith Camp Ajak Kaum Muda Perkuat Kebhinekaan

AnnajahNews – Program pengabdian kepada masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman menggelar pertemuan pemuda lintas iman dalam Youth Interfaith Camp (YIC).

Agenda kemah pemuda lintas iman ini diikuti 40 peserta sebagai sarana edukasi tentang inklusivitas keberagamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang di gelar di Gudel Camp Area, Karangsalam, Baturraden, 10-11 Agustus 2024.

Ketua Pengabdi, Ulul Huda menyampaikan pertemuan pemuda lintas iman membekali generasi muda usia pelajar dan mahasiswa dengan konsepsi harmoni keberagamaan dan literasi kebhinekaan.

Para peserta diajak untuk menulis esai dan mendialogkan pengalaman keberagamaan dalam kehidupan.

“Peserta mendapatkan pengalaman interaksi sosial kehidupan secara langsung dengan pemeluk agama lain dalam satu tenda dan satu kelompok.
Pengalaman ini sekaligus diperkuat dengan menulis esai dan dialog keberagamaan yang mendeskripsikan perlunya saling mengenal dan toleran antar golongan,” terang Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unsoed itu, Minggu 11 Agustus 2024.

Koordinator fasilitator, Musmuallim menjelaskan kegiatan ini bagian dari kerjasama Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto dan Forum Persaudaraan Lintas Iman (FORSA) Banyumas yang akan ditindaklanjuti dengan penyusunan buku antologi esai literasi kebhinekaan yang ditulis peserta.

Menurutnya, melalui materi literasi digital mengajak peserta untuk memahami platform digital untuk mengkampanyekan kebhinekaan di media sosial.

Selain itu, program tanam pohon menjadi aksi kampanye keragaman untuk membangun kepedulian di bidang lingkungan hidup.

“Ajaran agama dimanifestasikan dalam kampanye kepedulian lingkungan untuk memperkuat ekosistem kehidupan hayati.

Sementara platform digital digunakan untuk menarasikan keragaman di ruang publik melalui media sosial,” ujar Ketua FORSA Banyumas tersebut.***