Wujudkan Lingkungan Pesantren yang Bersih Melalui Roan untuk Mencari Berkah Kyai

Oleh: Sofia Amelia Sari

Islam begitu menjujung tinggi kebersihan. Sampai terdapat hadits yang mengatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Ini berarti islam mengaitkan antara iman dengan kebersihan. Kaitan iman dengan kebersihan hakikatnya mendorong manusia untuk menjaga kebersihan. Baik kebersihan diri sendiri dan lingkungan. Faktanya terdapat orang yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan. Dalam lingkungan pesantren kebersihan tidak menjadi hal yang asing lagi. Kebanyakan pesantren justru tidak menerapkan kebersihan dilingkungannya. Ini menjadi hal yang sangat miris dengan kotornya lingkungan pesantren. 

Faktanya tercatat kurang lebih 29.043 pesantren yang ada di Indonesia. Dari jumlah pesantren tersebut pasti tidak semua dari mereka memiliki lingkungan pesantren yang bersih. Terdapat satu pesantren di Purwokerto yang begitu menjunjung tinggi kebersihan. Pesantren tersebut yaitu Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto. Di pesantren tersebut telah melakukan bersih-bersih lingkungan dengan istilah “roan”. Roan ini dilakukan setiap hari Minggu dengan lokasi yang berbeda-beda. Tujuanya adalah menjaga kebersihan lingkungan pesantren. 

(Potret kegiatan santri tengah roan ngecor salah satu bangunan di Pesantren Mahasiswa An Najah)

Sebagai seorang santri pasti tidak asing lagi dengan bersih-bersih lingkungan.  Santri juga menyadari apabila lingkungannya bersih maka akan menimbulkan kenyamanan bagi para santri sendiri. Dengan adanya roan, para santri diharapkan dapat menerapkan jiwa bersih pada diri sendiri. Para santri diharapkan mampu membangun kebersamaan melakuman kegiatan ini. Walaupun melelahkan, namun santri tetap semangat dalam melakukan roan. Dalam hal ini kebersihan menjadi hal utama yang diterapkan di lingkungan pesantren. Sudah seharusnya santri memiliki jiwa kebersihan yang tinggi. Dengan roan yang dilakukan santri tersebut dapat dibuktikan kebersihan pesantren sangat terjaga dengan baik. 

Selain karena kesadaran diri yang dimiliki oleh santri dalam melakukan roan, juga terdapat faktor figur kyai yang menjadi teladan bagi santrinya, sebagaimana dawuh K.H. Prof. Mohammad Roqib, M.Ag., yang selalu mengingatkan kepada santrinya bahwa “pesantren harus selalu bersih, sebersih hotel”. Dengan adanya pernyataan tersebut, santri diharapkan mampu melaksanakan dawuh (perintah) yang diperintahkan oleh sang kyai.  Kyai sendiri pasti menginginkan yang terbaik untuk para santri. Roan dinilai menjadi sesuatu yang tepat diterapkan dilingkungan pesantren. Terlebih telah diperintahkan secara langsung oleh kyai. Dengan lingkungan yang bersih akan menciptakan suasana yang indah di lingkungan pesantren. 

Dilihat dari segi kesehatan, roan menjadi olahraga rutin yang dilakukan santri setiap minggunya. Karena dengan melakukan roan maka tubuh santri akan bergerak dan menghasilkan keringat. Tubuh yang sehat akan didambakan oleh semua orang. Karena dengan kesehatan akan memudahkan dalam melakukan aktivitas. Misalnya estafet baru bata, estafet pasir dan lainnya. Tangan santri akan bergerak dan akan  menghasilkan keringat. Dengan menjaga kebersihan lingkungan secara tidak langsung akan menimbulkan kesehatan. 

Roan menjadi solusi terbaik dalam menjaga kebersihan lingkungan. Santri diharapkan mampu meneladani sunah sunah nabi dengan menjaga  lingkungan.  Sudah seharusnya sebagai seorang santri untuk menjaga kebersihan lingkungan.  Kunci dari kebersihan lingkungan adalah peduli. Dengan adanya rasa peduli maka kepekaan terhadap kebersihan akan muncul dengan sendirinya. Kesadaran ini harus dibangun dilingkungan pesantren. Terlebih dipesantren hidup dengan kebersamaan. Kebersamaan ini dapat tercipta melalui kegiatan roan yang dilakukan oleh para santri. 

Roan menjadi solusi tepat bagi santri untuk mencari keberkahan kyai. Dengan melakukan roan santri dapat menjadi lebih dekat dengan kyai. Tubuh sehat juga menjadi manfaat yang dihasilkan setelah melakukan roan,. Rasa kebersamaan dan saling bahu membahu menjadi manfaat yang didapatkan oleh seorang santri. Santri diharapkan mampu menjaga kebersihan lingkungan pesantren tempat mereka tinggal.

Penulis:

Sofi Amelia Sari, merupakan mahasiswa UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Saat ini penulis juga berstatus sebagai santri di Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto dan aktif di Komunitas Pondok Pena.

2 Responses

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *